mentari 2002 tenggelam di peraduan
meninggalkan banyak kenangan
menyimpan banyak catatan
menyisakan banyak pekerjaan rumah
yang belum sempat kita selesaikan
sinarnya melemah
meredup lalu hilang
tapi percayalah...
esok hari kan ada sinar yang lebih terang
memancarkan banyak harapan
membuka banyak kesempatan
tergantung cara kita menggapainya
31 Desember 2002
Selasa, 31 Desember 2002
Minggu, 22 Desember 2002
Hal yang Terindah
Meminangmu dengan Sebait Puisi
sebelum meminangmu dengan sebait puisi belum jadi
aku mengubur beribu puisi yang telah mati
agar semakin kupahami makna sebait puisi
dari sisa usia yang terus digali
dari ampas kata yang terhempas di tepian mimpi
terimalah sebait puisi belum jadi ini
sebagai mahar abadi
sebagai prasasti di bumi
yang kehilangan pagi
sebagai saksi bahwa kita pernah saling berbagi
22 Desember 2002
aku mengubur beribu puisi yang telah mati
agar semakin kupahami makna sebait puisi
dari sisa usia yang terus digali
dari ampas kata yang terhempas di tepian mimpi
terimalah sebait puisi belum jadi ini
sebagai mahar abadi
sebagai prasasti di bumi
yang kehilangan pagi
sebagai saksi bahwa kita pernah saling berbagi
22 Desember 2002
Jumat, 20 Desember 2002
Sahaja
aku mengenalmu dalam kesederhanaan
tanpa puisi...
tanpa lagu pujian...
hanya harapan
aku memandangmu dalam kesederhanaan
tanpa tanya...
tanpa banding...
hanya kepastian
aku mencintaimu dalam kesederhanaan
tanpa ragu...
tanpa paksaan...
hanya ketulusan
aku mengenalmu dalam kesederhanaan
dan dalam kesederhanaan pula
aku memilih jalanmu...
20 Desember 2002
tanpa puisi...
tanpa lagu pujian...
hanya harapan
aku memandangmu dalam kesederhanaan
tanpa tanya...
tanpa banding...
hanya kepastian
aku mencintaimu dalam kesederhanaan
tanpa ragu...
tanpa paksaan...
hanya ketulusan
aku mengenalmu dalam kesederhanaan
dan dalam kesederhanaan pula
aku memilih jalanmu...
20 Desember 2002
Senin, 02 Desember 2002
Tentang Rinduku
ketika aku merasa sedih dan sendiri, bunga
aku selalu membaca surat-suratmu
saat rindu sudah menumpuk di jiwa
kuambil surat-suratmu dari dalam laci, dua atau tiga
lalu membacanya berulang kali
sampai aku merasa seperti berenang dalam rona warna
keindahan dan kebahagiaan berpadu menjadi satu
bagaikan bianglala
dan jika kau pergi meninggalkanku
barangkali selamanya aku akan kehilangan
sesuatu yang paling berharga dan paling bermakna sepanjang hidup
aku sangat merindukanmu bunga
dan kuharap hal yang sama juga kau alami
kan kureguk segala sesuatu yang kudamba darimu
dan saat kau hadir dalam nestapaku
kau bagai sebuah langkah yang kudaki
demi harapan untuk merasakan hadirmu
sungguh sebuah perasaan yang damai
02 Desember 2002
aku selalu membaca surat-suratmu
saat rindu sudah menumpuk di jiwa
kuambil surat-suratmu dari dalam laci, dua atau tiga
lalu membacanya berulang kali
sampai aku merasa seperti berenang dalam rona warna
keindahan dan kebahagiaan berpadu menjadi satu
bagaikan bianglala
dan jika kau pergi meninggalkanku
barangkali selamanya aku akan kehilangan
sesuatu yang paling berharga dan paling bermakna sepanjang hidup
aku sangat merindukanmu bunga
dan kuharap hal yang sama juga kau alami
kan kureguk segala sesuatu yang kudamba darimu
dan saat kau hadir dalam nestapaku
kau bagai sebuah langkah yang kudaki
demi harapan untuk merasakan hadirmu
sungguh sebuah perasaan yang damai
02 Desember 2002
Langganan:
Postingan (Atom)