Kamis, 03 Juni 2010

Mama Mia

mia...
berdiri di antara deretan tembok-tembok tinggi
ternyata tak mampu melumat setiap rindu yang datang
kepergianku, hanya melahirkan gemuruh nada-nada sumbang
entah, apa lagi yang mesti kulakukan
mungkin benar bahwa aku tak bisa
sungguh tak bisa
aku tak bisa melakukan apa yang seharusnya kulakukan

mia...
kini aku teringat kembali padamu
wajahmu datang membayang dalam benakku
tanpa kusadari, kenangan akan dirimu masih jua membekas
sedikit bahagia yang pernah kita rasa berdua
masih tersimpan di sela rapuhnya jiwa

seketika mengemuka tanya
masihkah kau rindukan aku, mia
saat kau sendiri di sudut ruang hampa
dengan senyum yang tak lagi berlagu
di hampar selimut memelukmu tanpaku?

atau barangkali,
kepergianku telah merenggut separuh bahagiamu
menghapus setengah keceriaan hari-harimu
kupikir, sungguh membosankan
aku pun demikian, mia
semua yang telah terjadi bukan karena mauku
seandainya bisa memilih
tak mungkin aku akan meninggalkanmu
tak mungkin

mia...
semua ini bukanlah sajak rindu semata
aku sungguh tak mampu menahan semua yang ada
membayangkan kau sendiri tanpaku di sana
mengiris perlahan setiap rasa yang mendenyut indah
aku harap kau mengerti, mia
aku tak ingin kau berubah
ini kata setiap hela nafas hidupku
aku serius, aku jenuh menulis rindu-rindu semu
aku hanya ingin menemuimu
memeluk tubuh mungilmu
melepas semua cinta yang sepanjang jalan ini seakan bisu
lalu kan kubisikkan sesuatu ke dalam telinga hatimu
aku janji, demi rasamu juga rasaku
takkan lagi kutinggalkan dirimu

mia, aku merindumu
aku pastikan kembali untukmu.....

03 Juni 2010

0 komentar:

Posting Komentar