Senin, 07 Juni 2010

Poris, 070610

tiba
dengan hampa segala
hampa jiwa
hampa rupa
hampa harta
tiada apa kupunya
pun tiada yang dapat kuberi

aku menepi
gontai menjejaki langkah kaki di muka bumi
di sisiku hanya ada melati
yang pernah menebar wangi sepelosok hati
hingga di ketika ini
kasihnya kurasa belum pernah berhenti
tapi kini ia punya mimpi
mimpinya sendiri
mimpi yang seakan memagari
mencerai diri di sedari pagi
di balik jeruji-jeruji besi
atau disekap terik mentari
barangkali

sungguh...
kurasa bahagia tak terkira
tak ada kecewa
tak ada kata tentang air mata
melainkan cerita cinta yang dulu membahana
menyelusup lorong-lorong jiwa
indah menghiasi dunia
nyata dari banyak hal yang paling nyata
begitulah adanya
kini mungkin bersisa fatamorgana
tapi tak menilas luka
di dalam dada
ia tetap rekah sebagai bunga
menebar aroma surga di perbatasan senja

kupikir...
dulu kini kita tiada beda, segalanya
masih utuh dan apa adanya
hanya aku yang tanpa daya
berkubang nestapa
terpuruk nelangsa
terselimut nista
jiwa merana
hati tak mampu bersabda
hampa
tapi bukan sia-sia

di ujung senja
tawa mengulum penuh pesona
aku enggan berpisah sebenarnya
karenanya aku masih ingin di sini
hanya saja
waktu mengalir sampai ke akhir sapa
memaksaku berundur diri secepatnya

sampai jumpa.....

07 Juni 2010

0 komentar:

Posting Komentar