Rabu, 04 Agustus 2010

Tak Sebatas Mimpi

kusadari sekian lama
setelah cinta menggilas ulu hatiku teramat lara
menjambak ubun-ubun sakit terasa
mengusik kedamaian jiwa
aku terpanggang gerah
mendidih seperti sop ayam kuah
menyesali kelancangan angkuhku sendiri
tapi maaf, aku tak sanggup melanjutkan cerita ini
bahkan untuk sepatah kata pun

kurutuki kerapuhan diriku
yang tak pernah bisa menjadi seteguh batu
kupikir semuanya tak seperti yang kumau
yang ada hanya membobol tegaranku
kini tak ada yang lain lagi
selain rindu hangat yang terus menggeliat
berbalut cinta terkunci rapat
lengkap dengan bulir-bulir kedamaian tak singkat

bagiku,
adalah indah menyadari sesuatu yang besar
segalanya telah kulihat dan kudengar
dalam cinta yang debarnya kian membesar
bagai gempa berpuluh-puluh skala richter
menggelembung dahsyat di kedalaman jiwa
tapi aku memang belum berani menyatakannya

cinta.....
hanya ada sisa cinta untuk kehidupanku
dengannya puisi ini kubuat setenang mungkin
sebuah bingkisan sederhana
yang memiliki keluasan makna penuh cinta
sebuah anugerah yang kusyukuri tiada henti

terima kasih, Tuhan
telah mempertemukanku kembali dengannya

04 Agustus 2010

0 komentar:

Posting Komentar