Kamis, 30 September 2010
Percaya Padaku
aku tak tahu apa yang kurasakan
dalam hatiku saat pertama kali lihat dirimu
melihatmu
seluruh tubuhku terpaku dan membisu
detak jantungku berdebar tak menentu
sepertinya aku tak ingin berlalu
berikan cintamu juga sayangmu
percaya padaku kukan menjagamu
hingga akhir waktu menjemputku
kuberikan cintaku juga sayangku
percaya padaku kukan menjagamu
hingga akhir waktu menjemputku
saat kutahu kau akan pergi jauh
ijinkan aku tuk selalu menantimu
untuk katakan kuingin dirimu
ingin dirimu
agar kau tahu betapa kuterlalu
mencintaimu aku akan menunggu
hingga dirimu kembali untukku
tolonglah aku bagaimana diriku
ungkapkan itu rasa yang membelenggu
dalam hatiku kucinta padamu
berikan cintamu juga sayangmu
percaya padaku kukan menjagamu
hingga akhir waktu menjemputku
Ungu
Download Ungu - Percaya Padaku.mp3
Selasa, 28 September 2010
September Mengalir
september ini aku banyak sekali bermimpi
padahal telah lama aku lelah membangun mimpi
tapi aku tak mengerti
sementara aku tahu
hatimu tak mampu menangkap sesuatu
dari rindu yang menghangat beberapa waktu lalu
aku tak salahkan dirimu
aku pun tak menyalahkan diriku
yang pada akhirnya kita lebih memilih mengalir
bagai waktu
bagai angin
bagai air
28 September 2010
padahal telah lama aku lelah membangun mimpi
tapi aku tak mengerti
sementara aku tahu
hatimu tak mampu menangkap sesuatu
dari rindu yang menghangat beberapa waktu lalu
aku tak salahkan dirimu
aku pun tak menyalahkan diriku
yang pada akhirnya kita lebih memilih mengalir
bagai waktu
bagai angin
bagai air
28 September 2010
Senin, 27 September 2010
September Merona
september merah jambu
mengaliri waktu demi waktu
kurasakan bagai bulan penuh madu
yang sekejap lagi hendak kembali berlalu
di sini, aku seperti menimba rindu
bening saja, karena tak kutemukan warna
atau barangkali memang tak ada
seperti di senja ini
aku merasa tak ada sesuatu yang mesti kukagumi
sebab tak ada warna yang bisa kuajak untuk berbagi
entah berapa lama aku harus lagi menanti
setengah tanya yang tak pernah mampu aku mengerti
hingga aku bisa percaya untuk berjanji
aku tak akan pernah pergi
melati,
dulu kita miliki kenangan-kenangan kecil
suatu masa ketika kita berdua tergenang rasa bersama
tenggelam dalam melodi asmara
namun pada akhirnya
menjelma sesuatu yang sangat perih kita alami
membiarkan segalanya pergi tanpa permisi
tak terasa kini kita mengalir lagi
pada september yang coba kita bingkai kita hiasi
begitu kita berjalan sangat alami
setelah aku terlalu kerap bermain dalam mimpi
aku kini tak akan pernah pergi
meski bulan dalam sekejap lagi akan usai
aku akan tetap hangatkan hatimu, melati
aku dan dirimu
meski tanpa kata
meski kau telah tak ada lagi di sana
27 September 2010
mengaliri waktu demi waktu
kurasakan bagai bulan penuh madu
yang sekejap lagi hendak kembali berlalu
di sini, aku seperti menimba rindu
bening saja, karena tak kutemukan warna
atau barangkali memang tak ada
seperti di senja ini
aku merasa tak ada sesuatu yang mesti kukagumi
sebab tak ada warna yang bisa kuajak untuk berbagi
entah berapa lama aku harus lagi menanti
setengah tanya yang tak pernah mampu aku mengerti
hingga aku bisa percaya untuk berjanji
aku tak akan pernah pergi
melati,
dulu kita miliki kenangan-kenangan kecil
suatu masa ketika kita berdua tergenang rasa bersama
tenggelam dalam melodi asmara
namun pada akhirnya
menjelma sesuatu yang sangat perih kita alami
membiarkan segalanya pergi tanpa permisi
tak terasa kini kita mengalir lagi
pada september yang coba kita bingkai kita hiasi
begitu kita berjalan sangat alami
setelah aku terlalu kerap bermain dalam mimpi
aku kini tak akan pernah pergi
meski bulan dalam sekejap lagi akan usai
aku akan tetap hangatkan hatimu, melati
aku dan dirimu
meski tanpa kata
meski kau telah tak ada lagi di sana
27 September 2010
Jumat, 24 September 2010
Bukankah...
bukankah sedang basah-basahnya hati kita untuk kembali menumbuh rasa di belantara waktu menghirup rindu menghitung hari-hari yang bisu yang kemudian kita hembuskan setiap malam memanggil namaku namamu?
bukankah sedang rekah-rekahnya segala tumpah sesuatu yang kita rasa tak akan pernah lagi hancur menggugur membawa kita begitu lelap tertidur meski kemarau membaur dan hujan mengguyur saban hari?
bukankah sedang indah-indahnya di mata hati kita yang kembali menyimpan sejuta nyala cinta yang membara yang semula mungkin entah kenapa kita rasa tak akan pernah lagi ada?
hanya yang mungkin tak pernah bisa kita terima
waktu terlalu lekas memisah raga
walau rasa senantiasa kita jaga dalam jiwa
24 September 2010
bukankah sedang rekah-rekahnya segala tumpah sesuatu yang kita rasa tak akan pernah lagi hancur menggugur membawa kita begitu lelap tertidur meski kemarau membaur dan hujan mengguyur saban hari?
bukankah sedang indah-indahnya di mata hati kita yang kembali menyimpan sejuta nyala cinta yang membara yang semula mungkin entah kenapa kita rasa tak akan pernah lagi ada?
hanya yang mungkin tak pernah bisa kita terima
waktu terlalu lekas memisah raga
walau rasa senantiasa kita jaga dalam jiwa
24 September 2010
Kamis, 23 September 2010
Mungkin
-just for my jasmine
mungkin,
kau tak pernah tahu bagaimana kau telah membuatku begitu dalam merasakan kembali rindu ini akan dirimu, mungkin juga kau tak pernah tahu bahwa pada setiap pagi yang membeku, saat aku bisa merasakan hawa dingin itu di sekujur ragaku, tubuhmu tetap menawarkan kehangatan yang telah lama kudambakan dan telah lupa tak kubayangkan, kehangatan yang dulu kurasakan begitu putih dan lembut, sehingga saat matahari akan menyeretku, aku telah lebih dulu merasakan hangatmu, lalu aku tetap meleleh menyatu dengan segenap kehangatanmu
itu baru sebagian
sejujurnya, kau membuatku merasakan takut yang begitu dalam, sungguh, kau sepertinya sudah sangat mengalami dan menyadari apa-apa yang pernah kau lalui dulu bersamaku, kepahitan yang kini kubayangkan begitu luar biasa, membuatmu terkulai dalam ruang besar dan gelap, tanpa peduliku, dan saat aku kembali seperti pada awal aku mengenalmu, kau tetap seperti dulu, mesra menyambutku, inilah sebuah ketakutan yang mendalam akan kehilanganmu
mungkin,
tanpaku kau selalu bisa melakukan hal-hal yang selalu bisa membuat bungamu selalu tersenyum, merekah indah, namun tanpamu, aku tak akan pernah bisa sepertimu, harum bungamulah yang kini selalu kuhirup pada setiap waktu-waktuku, kelopakmu memancarkan seberkas cahaya untuk jalanku, meski tidak terlalu banyak ruang yang tersinari, namun setidaknya kau telah cukup membantuku melihat indahnya siluet-siluet kehidupan di masa depan, memapahku untuk tetap berdiri dan berjalan, menemaniku untuk sekadar membuatku tak lagi merasakan kesendirian
mungkin,
aku sudah begitu terbiasa dengan kesendirian ini, hingga aku sendiri tak pernah sedikit pun merasa bosan, karena aku tahu dalam kesendirianku selalu ada bayangmu, mungkin kau tak pernah mampu melihatku, tapi aku selalu bisa tersenyum saat melihat bayangmu selalu menemani malam-malamku, kadang-kadang aku dengan sengaja pejamkan mata dan menutupi pandanganku saat bayangmu datang, sekadar ingin tahu apakah itu benar-benar dirimu, aku sudah tak lagi terlalu peduli siapa yang kini tengah memelukmu
mungkin,
kini aku tak perlu lagi merasakan ketakutan akan kehilanganmu, aku selalu menanamkan kepercayaan dalam diriku bahwa kau akan selalu ada menemani langkah-langkah perjalananku, sampai kita telah merasa begitu sanggup mengakui perasaan satu sama lain, tak ada pilihan lain lagi kecuali membiarkan cinta datang mengaliri jiwa-jiwa kita dengan sendirinya, sambil diiringi nada-nada indah asmara dari lentik jemari yang tak pernah lelah melukisi hari dengan puisi, dengan aliran kata-kata yang tak pernah mengering, sampai kapan pun...
-with all love
23 September 2010
Awalnya
Selasa, 21 September 2010
Dari Hati
بسم الله الرØمن الرØيم
Ya Allah…
jika aku bukan pemilik tulang rusuknya
jangan Engkau biarkan aku merindukan hadirnya
jangan Engkau biarkan aku melabuhkan hatiku di hatinya
kikislah pesonanya dari pelupuk mataku
dan jauhkan dia dari relung-relung hatiku
Ya Allah…
gantikanlah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini
dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus murni
dan bimbinglah aku agar dapat mengasihinya sebagai seorang sahabat
namun jika Engkau ciptakan dia untukku
tolong satukan hati dan jiwa kami
bantulah aku untuk mencintai dia seutuhnya
mengerti dan menerima dia seadanya
berikan aku kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan untuk memenangi hatinya
21 September 2010
Ya Allah…
jika aku bukan pemilik tulang rusuknya
jangan Engkau biarkan aku merindukan hadirnya
jangan Engkau biarkan aku melabuhkan hatiku di hatinya
kikislah pesonanya dari pelupuk mataku
dan jauhkan dia dari relung-relung hatiku
Ya Allah…
gantikanlah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini
dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus murni
dan bimbinglah aku agar dapat mengasihinya sebagai seorang sahabat
namun jika Engkau ciptakan dia untukku
tolong satukan hati dan jiwa kami
bantulah aku untuk mencintai dia seutuhnya
mengerti dan menerima dia seadanya
berikan aku kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan untuk memenangi hatinya
21 September 2010
Senin, 20 September 2010
Kembali
Minggu, 19 September 2010
Sabda Jiwa
setelah sehari penuh melalap waktu bersamamu
kini ingin lagi aku menemuimu
berdua menghirup kabut-kabut rindu
tak peduli gerimis atau pun mega mendung
hujan memancar pendar petir meraung
sempat ada bimbang mendera
dalam asa yang mungkin tinggal sisa
namun hati tetap menyabda
melenyap gejolak cinta yang membara
bunga,
gelap tak akan pernah mampu lelehkan rasa
kenapa kau masih saja tak kunjung melangkah
sedang hatiku hatimu telah sama-sama membasah?
kemarin kita bersama
namun rindu belum jua sirna
malah kian menebar rasa
wajahmulah penumbuh segalanya
memburaikan semua
melukis hatiku penuh warna
bunga,
ijinkanlah aku kembali menemuimu
walau pernah tersentuh serpihan-serpihan debu
aku masih ingin memetikmu
merawat dan manjagamu
19 September 2010
kini ingin lagi aku menemuimu
berdua menghirup kabut-kabut rindu
tak peduli gerimis atau pun mega mendung
hujan memancar pendar petir meraung
sempat ada bimbang mendera
dalam asa yang mungkin tinggal sisa
namun hati tetap menyabda
melenyap gejolak cinta yang membara
bunga,
gelap tak akan pernah mampu lelehkan rasa
kenapa kau masih saja tak kunjung melangkah
sedang hatiku hatimu telah sama-sama membasah?
kemarin kita bersama
namun rindu belum jua sirna
malah kian menebar rasa
wajahmulah penumbuh segalanya
memburaikan semua
melukis hatiku penuh warna
bunga,
ijinkanlah aku kembali menemuimu
walau pernah tersentuh serpihan-serpihan debu
aku masih ingin memetikmu
merawat dan manjagamu
19 September 2010
Sabtu, 18 September 2010
Luruhku di Kesugihan
lama mendekam diam
tiba-tiba angan memecah berhamburan
kutahu harapan hanyalah bayangan
meski sekian hasrat berangkaian
bilakah layarku ke tepian?
aku meluruh tenang
memahat kerinduan demi kerinduan
meraih biduk-biduk kemesraan
merangkum bayang-bayang hitam kegelapan
tetap dengan balutan kasih sayang
kuyakini ini hanya sebuah penggalan
tergetar sepenuh makna dalam baitan
tegar melangkah hati menjemput impian
dan bila saatnya nanti aku menemukan
segalanya akan kusebut sebagai kehidupan
18 September 2010
"...aku mencintai kehidupanku karena aku tahu dalam hidupku adalah cinta..."
tiba-tiba angan memecah berhamburan
kutahu harapan hanyalah bayangan
meski sekian hasrat berangkaian
bilakah layarku ke tepian?
aku meluruh tenang
memahat kerinduan demi kerinduan
meraih biduk-biduk kemesraan
merangkum bayang-bayang hitam kegelapan
tetap dengan balutan kasih sayang
kuyakini ini hanya sebuah penggalan
tergetar sepenuh makna dalam baitan
tegar melangkah hati menjemput impian
dan bila saatnya nanti aku menemukan
segalanya akan kusebut sebagai kehidupan
18 September 2010
"...aku mencintai kehidupanku karena aku tahu dalam hidupku adalah cinta..."
Jumat, 17 September 2010
Sehari Satu Sua
rindu yang terpendam
mengilhami setiap langkah-langkah kehidupan
lara kepedihan masa silam
sirna sudah dalam sebuah pertemuan
cinta yang tergenggam
merekah bermekaran penuh ketulusan
indah harapan masa depan
luruh sudah dalam sebentuk kesucian
rasa yang tersulam
menumbuh kembang penuh kepastian
semoga tetap dalam keabadian
pertemuan demi pertemuan yang akan datang
17 September 2010
mengilhami setiap langkah-langkah kehidupan
lara kepedihan masa silam
sirna sudah dalam sebuah pertemuan
cinta yang tergenggam
merekah bermekaran penuh ketulusan
indah harapan masa depan
luruh sudah dalam sebentuk kesucian
rasa yang tersulam
menumbuh kembang penuh kepastian
semoga tetap dalam keabadian
pertemuan demi pertemuan yang akan datang
17 September 2010
Subuhku Membeku
malam pelan menyingkap tirai langit dan waktu
di bawahnya, beduk subuh menggema
sedang aku masih membeku
terhimpit salju-salju rindu
adakah kini bungamu merekah
mencairkan aliran-aliran darah
untuk sesuatu yang kunamakan cinta?
ah…
mungkin terlalu dini
terlalu pagi untuk lagi memecah angan
kubiarkan jiwa memincang
dan waktu memapah segala apa pun yang datang
kuakui,
telah lama kudamba engkau, bunga
sampai malam akan lagi membuka rahasianya
lama jua kutuang tetes-tetes rindu
sampai semua terasa mengharu biru
namun aku masih saja membeku
terjepit sunyi yang kian mengakrabi hati
sepi memang menelan angan sendiri
harapan seakan tak ada tepi
rindu seolah terasa mati
entah,
apa yang mesti kulakukan saat pagi tiba nanti
bernyanyi dalam hati
berpuisi hiasi hari
atau tetap menemuimu sekadar mengusir sepi?
kupikir, aku dan dirimu
tiada akan lagi pernah terbagi
meski terbentang rentang ruang
sebagaimana cinta, kita hanya mesti menunggu waktu
memeluk masa depan dengan rindu
merangkum semua kenangan menjadi satu
dalam alur temu
17 September 2010
di bawahnya, beduk subuh menggema
sedang aku masih membeku
terhimpit salju-salju rindu
adakah kini bungamu merekah
mencairkan aliran-aliran darah
untuk sesuatu yang kunamakan cinta?
ah…
mungkin terlalu dini
terlalu pagi untuk lagi memecah angan
kubiarkan jiwa memincang
dan waktu memapah segala apa pun yang datang
kuakui,
telah lama kudamba engkau, bunga
sampai malam akan lagi membuka rahasianya
lama jua kutuang tetes-tetes rindu
sampai semua terasa mengharu biru
namun aku masih saja membeku
terjepit sunyi yang kian mengakrabi hati
sepi memang menelan angan sendiri
harapan seakan tak ada tepi
rindu seolah terasa mati
entah,
apa yang mesti kulakukan saat pagi tiba nanti
bernyanyi dalam hati
berpuisi hiasi hari
atau tetap menemuimu sekadar mengusir sepi?
kupikir, aku dan dirimu
tiada akan lagi pernah terbagi
meski terbentang rentang ruang
sebagaimana cinta, kita hanya mesti menunggu waktu
memeluk masa depan dengan rindu
merangkum semua kenangan menjadi satu
dalam alur temu
17 September 2010
Selasa, 14 September 2010
14 September di Ujung Malam
malam...
sudah berapa bulan kini
usai langkah kaki terhenti
mencoba berdiri sendiri
dengan mimpi yang telah pergi
menatap harap kembali
di ujung malam ini
pada sebuah hati
yang telah tak bernilai
mengukir lagi
menuju lentera cahaya pagi
malam...
jangan tanyakan ada apa dengan hatiku ini
karena rindu telah lahir dan tumbuh kembali
yang sempat redup ditelan matahari
dan tamparan angin menguji, barangkali
aku kini seorang diri
menanti semerbak harum melati
di kamar sunyi
14 September 2010
sudah berapa bulan kini
usai langkah kaki terhenti
mencoba berdiri sendiri
dengan mimpi yang telah pergi
menatap harap kembali
di ujung malam ini
pada sebuah hati
yang telah tak bernilai
mengukir lagi
menuju lentera cahaya pagi
malam...
jangan tanyakan ada apa dengan hatiku ini
karena rindu telah lahir dan tumbuh kembali
yang sempat redup ditelan matahari
dan tamparan angin menguji, barangkali
aku kini seorang diri
menanti semerbak harum melati
di kamar sunyi
14 September 2010
Minggu, 12 September 2010
Tangga Pendewasaan
tangga-tangga waktu telah menuntun jejak usiamu
lembar demi lembar kehidupanmu kian berpijar
banyak harapan kau suburkan
dan dalam jiwa tetap terasa bahagia
tangga ini adalah milikmu
ambillah pendewasaanmu, lalu naikilah
bawalah setiap doa-doa
dan pandanglah selalu ke depan sana
ketika semua cinta menjadi milikmu
ketika semua dalam dirimu menjadi milik cinta
ambillah usiamu
lantas tersenyumlah
12 September 2010
lembar demi lembar kehidupanmu kian berpijar
banyak harapan kau suburkan
dan dalam jiwa tetap terasa bahagia
tangga ini adalah milikmu
ambillah pendewasaanmu, lalu naikilah
bawalah setiap doa-doa
dan pandanglah selalu ke depan sana
ketika semua cinta menjadi milikmu
ketika semua dalam dirimu menjadi milik cinta
ambillah usiamu
lantas tersenyumlah
12 September 2010
Sabtu, 11 September 2010
Selamat Ulang Tahun, Bunga
-sebuah renungan kecil
“.....kemudian kamu akan menjadi tua, dan sebagian dari kamu ada yang diwafatkan sebelum itu, supaya kamu sampai kepada ajal yang telah ditentukan, dan mudah-mudahan kamu menggunakan akalmu.....”
(QS. al-Mu’min: 67)
musim demi musim telah berlalu
manis dan pahitnya kehidupan telah menjadi lagu sang waktu
dalam diri yang selalu kita rasa belum bertangkai kukuh
sekian lama kau biarkan raga mengembara
mencipta angan dan harapan kemudian meninggalkannya
merekah, mengikuti alur tarian duniawi
mengejar pesona mimpi di balik keangkuhan bumi
kita tak pernah tahu sebelum dua puluh dua tahun yang lalu
apakah kita akan menjadi ada atau tetap tiada
di tempat manakah kita sebelum kita dicipta dan dilahirkan
apa yang harus kita lakukan untuk kehidupan kita di dunia ini
bahkan mungkin sampai sekarang pun kita tak pernah tahu
akan ke manakah kita pergi setelah kita tiada nanti
demi waktu yang terus memutar tahun demi tahun
semestinya kita menyempat saat untuk kita berbenah diri
menata hati, tanpa jarak dan sisa kenangan yang telah mati
mencoba mengisi hari dengan sesuatu yang paling berarti
dan malam ini, sebelas september dua ribu sepuluh
aku hanya ingin sedikit mensyukuri karunia-Nya
karena tampaknya malam ini sangat bercahaya
selamat ulang tahun, bunga
biarkan waktu berjalan lebih cepat saat kita lupa dan terlena
dan biarkan ia berlalu lebih lambat saat kita melewatinya sepenuh cinta
semoga akan datang banyak harapan
dan jangan pernah ada kegelapan tanpa alasan
kecuali saat kita telah tahu bahwa kita masih bisa terus berharap
selamat ulang tahun, bunga
selamat melanjutkan perjuangan
jadilah melati yang selalu mengerti akan arti kehidupan
waktu, cinta, kebahagiaan, kesedihan, dan harapan
mereka hanya sedang berlayar menuju keabadian
jangan pernah sesekali melayu saat dilanda badai menerjang
karena setiap apa yang datang akan bisa jadi pegangan
menjadi kekuatan yang tak pernah disadari sebelumnya
selamat ulang tahun, bunga
hanya ini yang mungkin mampu aku persembahkan
kuyakin kau pasti bahagia dengan kehidupanmu yang sekarang
syukurilah...
tak ada yang bisa menghentikan
tak ada yang sanggup meruntuhkan
kecuali atas kuasa-Nya
malam kurasa sudah semakin malam
aku harus istirahat, membenamkan wajahku dalam-dalam
dan aku harus mendoakan
agar bahagiamu turut juga bisa aku rasakan
setidaknya dengan begitu
aku tidak akan pernah lagi kehilangan
11 September 2010
“.....kemudian kamu akan menjadi tua, dan sebagian dari kamu ada yang diwafatkan sebelum itu, supaya kamu sampai kepada ajal yang telah ditentukan, dan mudah-mudahan kamu menggunakan akalmu.....”
(QS. al-Mu’min: 67)
musim demi musim telah berlalu
manis dan pahitnya kehidupan telah menjadi lagu sang waktu
dalam diri yang selalu kita rasa belum bertangkai kukuh
sekian lama kau biarkan raga mengembara
mencipta angan dan harapan kemudian meninggalkannya
merekah, mengikuti alur tarian duniawi
mengejar pesona mimpi di balik keangkuhan bumi
kita tak pernah tahu sebelum dua puluh dua tahun yang lalu
apakah kita akan menjadi ada atau tetap tiada
di tempat manakah kita sebelum kita dicipta dan dilahirkan
apa yang harus kita lakukan untuk kehidupan kita di dunia ini
bahkan mungkin sampai sekarang pun kita tak pernah tahu
akan ke manakah kita pergi setelah kita tiada nanti
demi waktu yang terus memutar tahun demi tahun
semestinya kita menyempat saat untuk kita berbenah diri
menata hati, tanpa jarak dan sisa kenangan yang telah mati
mencoba mengisi hari dengan sesuatu yang paling berarti
dan malam ini, sebelas september dua ribu sepuluh
aku hanya ingin sedikit mensyukuri karunia-Nya
karena tampaknya malam ini sangat bercahaya
selamat ulang tahun, bunga
biarkan waktu berjalan lebih cepat saat kita lupa dan terlena
dan biarkan ia berlalu lebih lambat saat kita melewatinya sepenuh cinta
semoga akan datang banyak harapan
dan jangan pernah ada kegelapan tanpa alasan
kecuali saat kita telah tahu bahwa kita masih bisa terus berharap
selamat ulang tahun, bunga
selamat melanjutkan perjuangan
jadilah melati yang selalu mengerti akan arti kehidupan
waktu, cinta, kebahagiaan, kesedihan, dan harapan
mereka hanya sedang berlayar menuju keabadian
jangan pernah sesekali melayu saat dilanda badai menerjang
karena setiap apa yang datang akan bisa jadi pegangan
menjadi kekuatan yang tak pernah disadari sebelumnya
selamat ulang tahun, bunga
hanya ini yang mungkin mampu aku persembahkan
kuyakin kau pasti bahagia dengan kehidupanmu yang sekarang
syukurilah...
tak ada yang bisa menghentikan
tak ada yang sanggup meruntuhkan
kecuali atas kuasa-Nya
malam kurasa sudah semakin malam
aku harus istirahat, membenamkan wajahku dalam-dalam
dan aku harus mendoakan
agar bahagiamu turut juga bisa aku rasakan
setidaknya dengan begitu
aku tidak akan pernah lagi kehilangan
11 September 2010
Puisi Ini Kubuat Hanya Untukmu
puisi ini kubuat hanya untukmu
sebuah hati yang kurasa masih terlalu kaku
terlalu ragu untuk kupadu dengan hati yang lain
hanya cinta yang selalu tercipta dalam setiap kata-katanya
puisi ini kubuat hanya untukmu
untuk hati yang mungkin masih belum jua mau mengaku
saat dekap hitamku kembali merajut
memar-memar luka di masa lalu
aku membuat puisi ini untukmu
berharap dapat kembali menyatukan hatiku dan hatimu
walau jenuh tiada jua jawab kutemu
puisi ini akan tetap menghias dalam hari-harimu
puisi ini
cinta ini
tak lebih, aku ingin merasa selalu di sampingmu
dan kali ini aku serius
11 September 2010
sebuah hati yang kurasa masih terlalu kaku
terlalu ragu untuk kupadu dengan hati yang lain
hanya cinta yang selalu tercipta dalam setiap kata-katanya
puisi ini kubuat hanya untukmu
untuk hati yang mungkin masih belum jua mau mengaku
saat dekap hitamku kembali merajut
memar-memar luka di masa lalu
aku membuat puisi ini untukmu
berharap dapat kembali menyatukan hatiku dan hatimu
walau jenuh tiada jua jawab kutemu
puisi ini akan tetap menghias dalam hari-harimu
puisi ini
cinta ini
tak lebih, aku ingin merasa selalu di sampingmu
dan kali ini aku serius
11 September 2010
Jumat, 10 September 2010
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
selamat hari raya idul fitri
taqobalallahu minnaa wa minkum
shiyamanaa wa shiyamakum
minal ‘aidin wal faizin
mohon maaf lahir dan batin
selamat hari raya idul fitri
semoga kita dapat menemukan jati diri
memperoleh ampunan dan ridha Illahi
dan kelak mendapat kenikmatan surgawi
bila kata merangkai dusta
bila tingkah menoreh luka
bila hati penuh prasangka
mohon pintu maaf dibuka
waktu mengalir bagaikan air
ramadhan suci akan berakhir
untuk salah yang pernah ada
untuk khilaf yang berbuah lara
untuk dusta yang sempat terucap
pintu maaf selalu kuharap
satukan tangan, satukan hati
itulah indahnya silaturahmi
di hari kemenangan kita padukan
keikhlasan untuk saling memaafkan
selamat hari raya idul fitri
terselip khilaf dalam candaku
tergores luka dalam tawaku
terbelit pilu dalam tingkahku
tersinggung rasa dalam bicaraku
hari kemenangan telah tiba
semoga diampuni salah dan dosa
mari bersama bersihkan diri
sucikan hati di hari fitri
tiada gembira yang menggelora
tiada senang yang mengangkasa
selain kembali pada fitrah dan ampunan-Nya
selamat berhari raya
tangan diulur maaf dipinta
erat hubungan sesama kita
semoga senang dan gembira
di hari raya yang mulia
satu syawal menjelang tiba
takbir bergema mengetarkan jiwa
sekiranya ada salah dan dosa
ampun dipinta di hari mulia
andai jemari tak sempat berjabat
andai raga tak bisa bersua
untuk kata yang membekas luka
semoga pintu maaf masih terbuka
menyambung kasih, merajut cinta
beralas ikhlas, beratap doa
semasa hidup bersimbah khilaf
berharap diri dibasuh maaf
melati semerbak harum mewangi
sebagai penghias di hari fitri
pesan ini pengganti diri
ulurkan tangan silaturahmi
duduk termenung di atas dipan
dipan terbuat dari kayu jati
senang diri bisa bermaafan
leganya sampai ke lubuk hati
maaf, aku tidak pandai berpuisi
jadi langsung saja ke yang inti
dengan tulus dan ikhlas dari sanubari
aku ucapkan selamat idul fitri
beli es di warung bu ima
taruh di piring santap bersama
SMS sudah saya terima
teriring pula maksud yang sama
minal ‘aidin wal faizin
mohon maaf lahir batin
tari zapin rentak melayu
rentak langkah hitung delapan
hari raya di ambang pintu
silap salah mohon dimaafkan
sahur hanya tinggal kenangan
berganti takbir fitri menjelang
aku datang ulurkan tangan
memohon maaf semua kesalahan
sepuluh jari tersusun rapi
membawa harum bunga melati
niatku ini setulus hati
memohon maaf di hari fitri
bulan ramadhan telah berlalu
hari kemenangan telah datang
mari bersihkan jiwa dan kalbu
dari dosa yang bergelimang
ramadhan membasuh hati yang berjelaga
saatnya meraih rahmat dan ampunan-Nya
untuk lisan dan sikap yang tak terjaga
mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya
keimanan membuat segalanya mungkin
harapan membuat segalanya berjalan
cinta membuat segalanya indah
semoga engkau memiliki ketiganya
aku bertemu iman, taqwa, sabar, damai, gembira, cinta, kaya, dan sehat hari ini
mereka memerlukan tempat tinggal yang tetap
aku berikan alamat rumahmu
semoga mereka sampai dengan selamat untuk merayakan idul fitri bersamamu
dan semoga Allah memberkahimu dan keluargamu
mari kita bersama tulis semua dosa dan kesalahan di atas pasir
dan biarkan hembusan angin kemaafan menghapusnya
selamat idul fitri
10 September 2010
Kamis, 09 September 2010
Takkan Pernah Menyerah
masih sangat lekat dalam ingatku
saat aku menolak takdir yang menimpa diri
saat aku merasa tanpamu
padahal aku tahu
kau bukanlah wanita terakhir yang tersisa
mungkin kau tak pernah tahu
aku hampir saja gila karena pengkhianatanmu
tiada lagi harga dunia ini untukku
bahkan saat itu aku ingin mengubur diri
hanya untuk menghantuimu
mencari arah cinta sejatiku
tapi ternyata semuanya semu
adalah Sang Pengukir Takdir
yang sudah sekian lama kusingkir
kenyataan membuatku lelah untuk berpikir
aku sempat menyerah
membiarkan hidup terus terukir tanpa pikir
aku baru menyadari
bumi bukanlah penjara bagi orang-orang yang patah hati
Sang Kuasa telah menyediakan segalanya
aku tak pantas berputus asa
karena aku tahu, cinta-Nya lebih luas dari semesta
aku tak pantas melepas jiwa
sekadar untuk mengejar sesuatu yang fana
kau sungguh telah membunuhku
menjatuhkan begitu banyak keberanian hatiku
melubang luka dan merobek kertas-kertas asa
membuang khayalan indah masa depan
aku menangis
aku menyerah karena seorang wanita
pergilah...
pergilah...
karena aku masih percaya
Ia akan menggantinya dengan yang lebih indah
09 September 2010
saat aku menolak takdir yang menimpa diri
saat aku merasa tanpamu
padahal aku tahu
kau bukanlah wanita terakhir yang tersisa
mungkin kau tak pernah tahu
aku hampir saja gila karena pengkhianatanmu
tiada lagi harga dunia ini untukku
bahkan saat itu aku ingin mengubur diri
hanya untuk menghantuimu
mencari arah cinta sejatiku
tapi ternyata semuanya semu
adalah Sang Pengukir Takdir
yang sudah sekian lama kusingkir
kenyataan membuatku lelah untuk berpikir
aku sempat menyerah
membiarkan hidup terus terukir tanpa pikir
aku baru menyadari
bumi bukanlah penjara bagi orang-orang yang patah hati
Sang Kuasa telah menyediakan segalanya
aku tak pantas berputus asa
karena aku tahu, cinta-Nya lebih luas dari semesta
aku tak pantas melepas jiwa
sekadar untuk mengejar sesuatu yang fana
kau sungguh telah membunuhku
menjatuhkan begitu banyak keberanian hatiku
melubang luka dan merobek kertas-kertas asa
membuang khayalan indah masa depan
aku menangis
aku menyerah karena seorang wanita
pergilah...
pergilah...
karena aku masih percaya
Ia akan menggantinya dengan yang lebih indah
09 September 2010
Rabu, 08 September 2010
Telah Kutemukan Diriku
telah kutemukan diriku yang mencoba mencari arti diri
telah kutemukan diriku tak lagi terbuai mimpi-mimpi
telah kutemukan diriku masih bernyanyi merangkai puisi
telah kutemukan diriku tetap menarikan jari-jemari
dan telah kutemukan diriku yang mulai memahami
betapa ternyata hidup tak pernah cukup berselimut mimpi
08 September 2010
telah kutemukan diriku tak lagi terbuai mimpi-mimpi
telah kutemukan diriku masih bernyanyi merangkai puisi
telah kutemukan diriku tetap menarikan jari-jemari
dan telah kutemukan diriku yang mulai memahami
betapa ternyata hidup tak pernah cukup berselimut mimpi
08 September 2010
Selamat Tidur, Bunga
Selasa, 07 September 2010
Sebelum Malam Terakhir
meski mungkin belum bisa sepenuhnya kudekap
seperti bulan yang sama pada tahun-tahun yang telah lewat
aku menulis lagi cerita yang sama
:sungguh-sungguh sempurnakah ramadhanku ini?
ragu melanjutkan pelayaran menuju kemenangan
atau mungkin perjalanan mengunjungi perayaan
meskipun zakat telah kupersembahkan
namun sudah benar-benar sucikah diri ini di hadapan-Mu?
bahkan saat gema suara adzan memanggil
aku seolah tak mendengar, apalagi terpanggil
aku masih merasa makin jauh dari rumah-Mu
dan aku lebih merasa terpanggil untuk menemui seseorang yang kurindui
astaghfirullah…..
ramadahan kali ini telah akan menggugurkan musimnya
ia telah akan lagi meninggalkanku tanpa terasa
buahnya tak pernah sampai tuntas aku petik
aku terlalu terpukau angin yang meniup nafsu duniawi
kehidupan dan indahnya perjalanan ini
telah membuatku makin asing dari kemanisan imani
padahal aku percaya doa-doaku kan terkabul pasti
dan aku percaya dosa-dosaku kan terlebur lagi
dalam rahasia lailatul qadar yang tersembunyi
namun aku menghilang, melupa diri
tak cukup sabar menunggu turunnya malaikat-malaikat-Mu
yang kini kusesali sebelum ramadhan ini berakhir
aku ingin kembali ziarah ke dalam pelukan maghfirah-Mu
07 September 2010
seperti bulan yang sama pada tahun-tahun yang telah lewat
aku menulis lagi cerita yang sama
:sungguh-sungguh sempurnakah ramadhanku ini?
ragu melanjutkan pelayaran menuju kemenangan
atau mungkin perjalanan mengunjungi perayaan
meskipun zakat telah kupersembahkan
namun sudah benar-benar sucikah diri ini di hadapan-Mu?
bahkan saat gema suara adzan memanggil
aku seolah tak mendengar, apalagi terpanggil
aku masih merasa makin jauh dari rumah-Mu
dan aku lebih merasa terpanggil untuk menemui seseorang yang kurindui
astaghfirullah…..
ramadahan kali ini telah akan menggugurkan musimnya
ia telah akan lagi meninggalkanku tanpa terasa
buahnya tak pernah sampai tuntas aku petik
aku terlalu terpukau angin yang meniup nafsu duniawi
kehidupan dan indahnya perjalanan ini
telah membuatku makin asing dari kemanisan imani
padahal aku percaya doa-doaku kan terkabul pasti
dan aku percaya dosa-dosaku kan terlebur lagi
dalam rahasia lailatul qadar yang tersembunyi
namun aku menghilang, melupa diri
tak cukup sabar menunggu turunnya malaikat-malaikat-Mu
yang kini kusesali sebelum ramadhan ini berakhir
aku ingin kembali ziarah ke dalam pelukan maghfirah-Mu
07 September 2010
Senin, 06 September 2010
Bila
Minggu, 05 September 2010
Yang Terakhir Tapi Tak Pernah Berakhir
Sabtu, 04 September 2010
Ya Rabb
Katakan Padaku
katakan padaku
saat jiwa lumpuh terbunuh cinta
hanyut terbuai gelombang asmara
tergoda racun keindahan wanita
aku pernah merasakan getir itu
menjalari tubuh begitu deras
menghunus pembuluh-pembuluh sukma
lantas mati dengan mimpi yang sia-sia
katakanlah padaku
bila mata sedang bermain-main dengan cinta
yang membahana di rongga-rongga dada
yang menggelegar di sela-sela jiwa
dan mendentum sepenuh gema
kau lihat takdirku ketika itu
tapi aku tak pernah menyerah
meski pernah dikalahkan cinta
04 September 2010
saat jiwa lumpuh terbunuh cinta
hanyut terbuai gelombang asmara
tergoda racun keindahan wanita
aku pernah merasakan getir itu
menjalari tubuh begitu deras
menghunus pembuluh-pembuluh sukma
lantas mati dengan mimpi yang sia-sia
katakanlah padaku
bila mata sedang bermain-main dengan cinta
yang membahana di rongga-rongga dada
yang menggelegar di sela-sela jiwa
dan mendentum sepenuh gema
kau lihat takdirku ketika itu
tapi aku tak pernah menyerah
meski pernah dikalahkan cinta
04 September 2010
Wajahmu dalam Puisiku
hiasan puisiku adalah wajahmu
tahi lalat yang terlukis di parasmu
hiasan yang lain adalah indah jiwamu
yang selalu kujaga di kedalaman rasa
dan hiasan yang lain mungkin kata-kata
yang desahnya menghimpun kilatan-kilatan cinta
dari puing-puing yang tak lagi kukenali
padahal dulu sebuah mimpi
dengan puisi sebagai saksi-saksi
pernah kususun puisiku dari cucuran air mata
tapi kini telah kubaca sebagai sandiwara belaka
tak ada cerita yang sesungguh-sungguhnya
sekali pun tentang cinta
yang tak lagi punya bahasa
kini penghias puisiku adalah wajahmu
wajah yang masih penuh canda
bertutur kata penuh sahaja
lahirkan senyum dalam cengkerama
semuanya kusimpan dalam seuntai harapan
agar kelak menjadi untaian kenangan
dalam setiap episode pancaran masa depan
kini wajahmu adalah teman
tak lagi sekadar kesenangan
kuyakin tak akan mungkin lagi tergantikan
terleburkan
04 September 2010
tahi lalat yang terlukis di parasmu
hiasan yang lain adalah indah jiwamu
yang selalu kujaga di kedalaman rasa
dan hiasan yang lain mungkin kata-kata
yang desahnya menghimpun kilatan-kilatan cinta
dari puing-puing yang tak lagi kukenali
padahal dulu sebuah mimpi
dengan puisi sebagai saksi-saksi
pernah kususun puisiku dari cucuran air mata
tapi kini telah kubaca sebagai sandiwara belaka
tak ada cerita yang sesungguh-sungguhnya
sekali pun tentang cinta
yang tak lagi punya bahasa
kini penghias puisiku adalah wajahmu
wajah yang masih penuh canda
bertutur kata penuh sahaja
lahirkan senyum dalam cengkerama
semuanya kusimpan dalam seuntai harapan
agar kelak menjadi untaian kenangan
dalam setiap episode pancaran masa depan
kini wajahmu adalah teman
tak lagi sekadar kesenangan
kuyakin tak akan mungkin lagi tergantikan
terleburkan
04 September 2010
Jumat, 03 September 2010
Aku dalam Kata-kata
aku dalam kata-kata
mencoba menguntai sebuah kisah cinta
bersama pijar-pijar cahaya
menembus batas ruang dan waktu
meski tak ada siapa-siapa
aku masih dalam kata-kata
dan aku tetap dalam kata-kata
mencoba mengurai bahasa tentang cinta
bersama damai penuh pesona
menembus batas keheningan jiwa
meski tak kutemukan siapa-siapa
aku tak pernah lenyap dalam kata-kata
sungguh
kata kata, bagiku sangat menyenangkan
bahkan dengannya, aku bisa meresapi selaksa rasa
yang tak pernah melelehkan akal pikiranku
semua indah cinta boleh saja sirna
namun aku
akan tetap ada dalam kata-kata
03 September 2010
mencoba menguntai sebuah kisah cinta
bersama pijar-pijar cahaya
menembus batas ruang dan waktu
meski tak ada siapa-siapa
aku masih dalam kata-kata
dan aku tetap dalam kata-kata
mencoba mengurai bahasa tentang cinta
bersama damai penuh pesona
menembus batas keheningan jiwa
meski tak kutemukan siapa-siapa
aku tak pernah lenyap dalam kata-kata
sungguh
kata kata, bagiku sangat menyenangkan
bahkan dengannya, aku bisa meresapi selaksa rasa
yang tak pernah melelehkan akal pikiranku
semua indah cinta boleh saja sirna
namun aku
akan tetap ada dalam kata-kata
03 September 2010
Dengan Mentari Pagi
seperti biasa
mentari pagi menyapa diri
tanpa disadari hari kemarin berulang kembali
kubuka mata yang lama terpejam
di sudut kamar lantas terdiam
entah apa yang sedang kurasakan
entah apa yang harus kulakukan
semua yang kulalui kian tak berarti
asa yang dinanti-nanti tak kunjung menghampiri
aku tak tahu, sungguh tak tahu
kapan ia kan datang
kapan ia kan kujumpai
setidaknya untuk menghibur hati
aku hanya bisa berharap
aku hanya tak pernah lupa berdoa
agar aku tetap tegar dan tabah
menanti sesuatu yang tak kunjung pasti
merubah hari-hari
rajutkan mimpi-mimpi
03 September 2010
mentari pagi menyapa diri
tanpa disadari hari kemarin berulang kembali
kubuka mata yang lama terpejam
di sudut kamar lantas terdiam
entah apa yang sedang kurasakan
entah apa yang harus kulakukan
semua yang kulalui kian tak berarti
asa yang dinanti-nanti tak kunjung menghampiri
aku tak tahu, sungguh tak tahu
kapan ia kan datang
kapan ia kan kujumpai
setidaknya untuk menghibur hati
aku hanya bisa berharap
aku hanya tak pernah lupa berdoa
agar aku tetap tegar dan tabah
menanti sesuatu yang tak kunjung pasti
merubah hari-hari
rajutkan mimpi-mimpi
03 September 2010
Kamis, 02 September 2010
Di dalam Kamar
di dalam kamar, kutaburkan kata
yang tumbuh dari hati
pada musim semi
dengan seribu mimpi
diam-diam
kutidurkan segala angan
dingin telah bersenyawa dengan malam
menginjak-injak kenangan masa silam
sampai habis mengeluh luka kepedihan
sendiri aku diselimut gelap
mencoba mengikat senyum
di kamar yang kini tak beratap
dalam kembara waktu mengulum
02 September 2010
yang tumbuh dari hati
pada musim semi
dengan seribu mimpi
diam-diam
kutidurkan segala angan
dingin telah bersenyawa dengan malam
menginjak-injak kenangan masa silam
sampai habis mengeluh luka kepedihan
sendiri aku diselimut gelap
mencoba mengikat senyum
di kamar yang kini tak beratap
dalam kembara waktu mengulum
02 September 2010
Rabu, 01 September 2010
Sesaat Lagi
Langganan:
Postingan (Atom)