Kamis, 14 Oktober 2010

Oktober Terindah


kala oktober tahun lalu kembali menjejaki tahun ini, banyak hal yang terjadi padaku, segala perubahan dalam hidup, kemanisan dan kepahitan dalam cinta, juga ketenangan, kecemasan, kedamaian, dan kerisauan, semuanya begitu mengalir, semuanya begitu berarti, dan semuanya telah mengingatkan aku betapa ternyata hidup adalah sebuah perjalanan, semuanya telah dengan begitu indah menghiasi usia, yang kemudian tanpa ragu kunamakan sebagai sebuah keajaiban...

sebab apa?...

karena di situ ada perubahan waktu yang tak habis-habis, karena di situ ada sesuatu yang sebelumnya tak pernah sedikit pun terbayang akan terjadi, dan itu tak henti-henti, selalu saja seperti itu, bahkan sampai banyak waktu begitu tak terasa terlewati...

ujung tahun lalu, ada banyak harap tertambat di hati, namun semuanya hanya mimpi, segala macam aroma duniawi begitu membuai, begitulah hampir setiap hari-hari, dan apa yang kulakukan sangat menunjukkan betapa aku hanya memikirkan diriku sendiri, lantas aku terjatuh di ketinggian mimpi, tanpa arti...

tapi lagi-lagi apa yang akan terjadi nantinya tak kuduga sebelumnya, dan ini yang kelak akan semakin meyakinkan aku, bahwa semuanya akan selalu menghiasi daur kehidupan ini, pertengahan tahun, aku masih sanggup berdiri, tanpa harus banyak bermimpi, membuat perubahan untuk hari-hariku, aku bangkit dari tempat tidurku, kadang kurapikan kadang juga kuabaikan, kubuka jendela kamar, lalu pergi mandi, menggantungkan dan memeluk mimpi-mimpi, mengerjakan apa-apa yang bisa membuatku tersenyum, meyakinkan aku bahwa hidup adalah sebuah anugerah, senyum yang dulu kucipta dan kuhadirkan sendiri, hingga kini masih dengan indahnya menghiasi, begitu indah, mungkin juga sejati...

hidupku pun tak lagi untuk mementingkan diriku sendiri, dan di hari istimewaku ini, hari di mana 25 tahun yang lalu aku menghirup nafas kehidupan di bumi ini, aku merasa semakin terpesona dengan semua keajaiban yang kulihat, kudengar, dan kurasa dari melajunya detik demi detik, masa demi masa, dan bergulirnya siang dan malam, Alhamdulillah...

untuk ibuku tercinta, sebuah anugerah terindah yang kumiliki, motivasi paling besar yang pernah kurasakan, terima kasih untuk segenap cinta, perhatian, dan kasih sayang yang kau beri tiada henti, untuk doa, senyuman, dan tawa, untuk sebuah kepercayaan, tapi maaf ibu, aku takkan pernah sanggup membalasnya, aku hanya akan mencintaimu setulusnya, dengan cinta yang terus tumbuh hari demi hari...

doa untuk ayah, semoga cepat sembuh, agar ayah bisa tidur nyenyak kembali saat tiada seorang pun di rumah ini yang terjaga di tengah-tengah malam hari, agar aku bisa mengenang kembali kejutan-kejutan terbesar yang dulu selalu ayah tunjukkan padaku, bangkitlah ayah...

untuk kamar ukuran kecilku yang romantis khas laki-laki, tak tertata pun tampak tak rapi, seringkali beraroma asap rokok dan kopi, suara musik yang kadang tak ada kata henti, terima kasih telah menjadi teman pagi, siang, sore, dan malamku, telah memberiku kenyamanan untuk beristirahat, melepas penat, menjadi alasan paling kuat untukku melupakan semua pekerjaanku...

terima kasih untuk sebatang pena, yang rela berkali-kali menghabiskan tinta untuk membantuku menuliskan semua cerita-ceritaku, dan lembaran-lembaran kertas untuk puisi-puisiku yang jadi, tak sempat jadi, atau pun yang sama sekali tak jadi, terima kasih telah dengan setia menjadi sahabat keluh kesahku...

untuk meja kerjaku, rasanya bahagia aku bisa duduk di depanmu, satu bagian terindah saat di mana aku merasa seperti baru memulai kehidupanku yang sesungguhnya, aku tahu kita akan terus bersama untuk waktu yang lama, jadi, sebelum dan setelahnya, terima kasih karena bersedia menerima kemampuanku seadanya, menjadi tempat simpanan buku-buku, komputer, bahkan selalu disuguhi kopi panas di hampir setiap pagi...

dan untuk jupiter kesayanganku, terima kasih telah mengantarkanku ke mana pun tempat yang ingin aku tuju, memberiku kenyamanan dalam perjalanan, telah merelakan bagian-bagian penting untuk menjadi kendali, untuk kuinjak dan kutunggangi, membuatku selalu merasa menjadi yang paling depan, aku janji, aku akan selalu menjagamu...

terakhir, terima kasih untuk semua pengalaman hidup, meski kini aku sendiri, melati tetap akan selalu memberi wangi di hati ini, dan aku akan tetap merasakan kebahagiaan, bahkan melebihi hari-hari untukku sebelum ini, karena kurasa inilah sebagian perwujudan mimpi-mimpiku, setahun telah berlalu, dan apa-apa yang telah terjadi padaku selama itu, semoga semuanya semakin mendewasakan aku, dan lebih mematangkan diriku, hingga tiba saatnya aku kembali menjumpai hari yang sepanjang hidupku ini selalu kujadikan sebagai hari yang paling istimewa, di tahun muka...

sampai jumpa...

14 Oktober 2010

0 komentar:

Posting Komentar