Minggu, 12 Desember 2010

Sajak Melukis Malam


adakalanya malam sekedar gelap berwujud kelam
seperti sajak yang sunyi karena tak bermakna lagi
kata-kata kaku dan huruf-huruf terbujur layu
kemudian mati menyeret raga tiada jeda

secangkir kopi panas menguap penuh rindu
seperti bibirmu melumat iris senyum di ujung bibirku
begitu sejenak ciuman menjadi kenangan
rasaku ingin terus melayang, mengulang
mencipta album-album kenangan

semoga saja malam memeluk dan merasakan
gemuruh sajak yang menggema dalam riuh debaran dada
seperti bunga-bunga melati menebar wangi
kelam malam menjelma taman bertabur cahaya

adakalanya memang begitu
malam harus kita lukis dengan ciuman panjang
dengan getar cinta yang membakar gelora
menghias cahaya agar tak mati warnanya
seperti getaran cinta dalam sebuah sajak
penuh makna

12 Desember 2010

0 komentar:

Posting Komentar