Minggu, 12 Februari 2012

Sekuntum Bunga


-buat melati, sang penghias hati

di hidupku pernah berguguran bunga-bunga
terbaca jelas sisa wajah dan luka-luka
berguguran, terhembus angin kencang
terbang memeluk jambangan orang
tak kecuali engkau, yang pernah demikian lekat di jiwa
mengubur titik tanda cinta
pupus sudah terhapus perjalanan masa
sempat kucari-cari kenangan di selembar peta
namun tiada tumbuh kuntuman bunga

lantas aku mencarimu saat setiap ombak rindu menyapa
melayarinya dengan sampan rapuh penuh duka rana
serupa diari tiada lagi berhalaman
kisah kita mungkin tinggal kenangan

sebelum pada akhirnya engkau membelah rahasia
saat aku telah kehilangan banyak tanya
terasa kembali menemu sedikit cinta
sisa sejarah yang mungkin masih bertanda
hati pun kembali berserah
membuka jiwa untuk tumbuhkan lagi sekuntum bunga
sebab sesuatu yang selama ini aku rasa
kisah kita bukanlah tiada lagi apa-apa

kini yang mungkin semestinya aku sadari
genderang masa lalu telah saling memintal kedewasaan
sekuntum bunga yang dulu gugur merekah sudah
indah menghiasi jambangan hati
melati oh melati
engkau memang bukan yang pertama memulai
namun doa-doa yang sedang kutanam sedari pagi
akan selalu menuntun hari demi hari
memapah waktu untuk satukan kita nanti

kapan?
biar ia sendiri yang bercerita

12 Februari 2012

“...sejarah mungkin bukan lagi sebatas etalase keindahan semata bagi keunikan hubungan kita yang pada akhirnya ternyata kian jelas bermakna...”

0 komentar:

Posting Komentar