Selasa, 30 November 2004

Kulepas Kata-Kataku, Kelak Kau Baca Hatiku

jangan kau hirau kata-kataku yang sering lepas seperti dedaun pinus kering di musim panas, gadisku..., aku pun mengeram telur-telur waktu yang tak mungkin tertetaskan dengan keriangan sempurna, barangkali aku melakukan apa yang ingin kulakukan padamu demi kau alami apa yang selama ini kualami...

aku mendaki tebing-tebing kecemasanku begitu kau memanggilku dengan pesona keanggunan tiada taramu saat setiap kali sepi mengepung begini, aku ingin direngkuhmu, aku ingin dipelukmu seumpama kail merindukan kecupan sang ikan...

kulepas kata-kataku…
tuk aku ziarahi lekuk tubuhmu, mencoba menghafal lagi harum miyake, pesona mawar di dadamu, atau untuk mengabarkan sebuah rasa yang pecah di bibir siang, atau untuk mengajak kau pergi, sesekali, melintasi rintik-rintik hujan yang mencuri rindu, lantas menderu ke laut atau ke mana pun kau ingin...

bunga,
ke mana cintaku padamu kau hempaskan, ke mana rindu yang terbawa hujan kau muarakan, jiwa ini kini telanjang sunyi, mendekap seperih-perih luka serta memburu pusaran cinta, jasadku terbaring, bunga..., aku sungguh benar telah kehilangan cintamu…

kulepas kata-kataku...
demi kusemat cinta di ulu hatimu, sebelum duka mengaramkan diriku ke palung paling kelam, sebelum derita datang menunggang gelombang lantas menyetubuhiku, menyusul perih yang merintih sepanjang tarikh...

kelak...
kau akan tahu siapa sebenarnya yang tercinta dalam hatiku, meski kau tak lagi mampu menyentuhku sebagaimana dulu, sayap-sayap cintaku hendak merengkuhmu, mengingatmu kembali untuk kubuat serajut bait merdu, kata-kataku mencari rujukan demi sekedar tautan yang dulu sedemikian erat, aku sedikit menyesal dengan semua ini dan akan berlebih lagi seandai kelak kau terima cincin yang lain...

kelak...
kau akan dapat mengeja sesungguhnya rinduku untuk siapa, meski kau tak lagi menyeru namaku berulang kali dengan desir darah dalam nadi, yakinlah kau akan temukan dirimu sendiri dalam palung hatiku yang paling dasar, betapa kau akan tahu bahwa kau adalah bagian tak terpisahkan dari jiwaku, aku janji itu...

lantas waktu akan kembali mengganti untuk membentuk istana cinta yang abadi, ketika kita telah saling pangling, suatu saat nanti.....

30 November 2004

0 komentar:

Posting Komentar