Sabtu, 12 Juli 2008

Di Pucuk Malam

malam,
tak sekedar kopi hangat yang kental
tak sekedar bintang yang bertaburan impian
atau bulan tertusuk ilalang

masih adakah sejenis senyum di sana
untuk mengabarkan rindu
meski akhirnya kupilih berbicara pada angin
untuk menerbangkan anganku tentangmu
yang kian hari kian tak kunjung hadir dalam mimpi

dan di pucuknya malam kucoba kembali bersujud
bertemu sepasang sunyi dalam tasbih
mengungkap bahasa malam yang masih belum bisa kutandai

12 Juli 2008

0 komentar:

Posting Komentar