Rabu, 24 September 2008

Tunggulah Sejenak

di bawah gelapnya mega
di dalam kesunyian senja
kutulis sebuah puisi
walau tak bisa hentikan tibanya malam

hari-hari berlalu merangkaki usia
memburu asa dan harapan
mengejar kembali hari esok
tapi entahlah, di mana kini kau berada?

hari-hari hanya menghimpun resah
detik demi detik
hanya sekelumit bahagia yang dapat kunikmati

pada akhirnya aku sadar
waktu mengingatkanku bahwa usia memang tak bisa dibujuk
menjalari lingkaran masa
membelah tiga dimensi
dulu kini dan nanti
menuju hari abadi

dan aku tak peduli lagi di mana adamu kini
tapi tolong tunggu aku sejenak
ada yang benar-benar harus kuungkapkan

24 September 2008

0 komentar:

Posting Komentar