hiasan puisiku adalah wajahmu
tahi lalat yang terlukis di parasmu
hiasan yang lain adalah indah jiwamu
yang selalu kujaga di kedalaman rasa
dan hiasan yang lain mungkin kata-kata
yang desahnya menghimpun kilatan-kilatan cinta
dari puing-puing yang tak lagi kukenali
padahal dulu sebuah mimpi
dengan puisi sebagai saksi-saksi
pernah kususun puisiku dari cucuran air mata
tapi kini telah kubaca sebagai sandiwara belaka
tak ada cerita yang sesungguh-sungguhnya
sekali pun tentang cinta
yang tak lagi punya bahasa
kini penghias puisiku adalah wajahmu
wajah yang masih penuh canda
bertutur kata penuh sahaja
lahirkan senyum dalam cengkerama
semuanya kusimpan dalam seuntai harapan
agar kelak menjadi untaian kenangan
dalam setiap episode pancaran masa depan
kini wajahmu adalah teman
tak lagi sekadar kesenangan
kuyakin tak akan mungkin lagi tergantikan
terleburkan
04 September 2010
Sabtu, 04 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar