bersama kertas dan segelas teh hangat
kucoba untuk terus merangkai kata
untuk kujadikan sebuah puisi
ketika kurasakan bibirmu masih tersimpan dalam mulutku
ketika desahanmu masih memenuhi telinga dan pikiranku
kutulis puisi sambil terus mengingat-ingat
warna celana dalam dan kutangmu
yang kau kenakan kemarin di tubuhmu
tubuh yang kau pasrahkan di atas ranjang
beberapa lama aku mengukir tubuhmu dengan ciuman
yang meluap-luap dari balik kegelapan
kulukis merah di atas gelintiran payudaramu
yang membuatku paham bahwa kau memang indah
rasa asin sempat tercecap dari balik celana dalammu
yang bercampur dengan buih-buih air liur
dan kutelan semua yang bernama kenikmatan itu
tapi sayang,
malam terasa terlampau singkat
untuk menciptakan sebuah puncak asmara kita
14 Februari 2008
Kamis, 14 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar