bayangmu membuatku resah
ia senantiasa mengurungku
memenjarakanku di balik terali besi
resah bersemayam, lantas mengeram
dan bermalam-malam mulai terasa memendam
bayangmu adalah keresahan
yang meluap-luap di dasar pikiranku
yang memukul-mukul urat nadiku
tiada kelembutan sama sekali
tapi sangat sulit untuk tidak kunikmati
dalam keterjagaanku sendiri
bayangmu ibarat sembilu tak bermata
melanglang buana di sudut-sudut kamar
bercanda di saat sayup-sayup senja
dan merebah rasa di bawah gelap malam
membuatku kian resah dan gelisah
jiwaku memang tanpa dinding
tiada langit-langit
tanpa atap tanpa pintu
sebagaimana adanya yang aku mau
dulu kau sempat menikmatinya sekedar
sebelum akhirnya tiada lagi berdaya
dan pergi bebas ke mana-mana
dengan meninggalkan sebuah pesan
yang sarat dengan sakit dan luka yang teramat dalam
dan teramat banyak
aku mengerti dengan kepergianmu
hingga dalam jiwaku yang tersisa hanya luka
aku tahu kau masih dipuji dan dipuja
tak sepertiku, sepucuk kesetiaan yang berbuah hampa
tak cukup tangguh dengan keadaan yang menyiksa
kini bayangmu kembali menginjak-injak nurani
aku terima
lantas keresahan membentengi sekeliling kamar hati
tak ada berontak, aku senantiasa menikmatinya
karena aku merasa ada setitik rindu
kecintaan yang tak jemu
berjuta rasa yang pernah bersandar di kalbu
semoga itu benar-benar dirimu
hanya saja yang kupinta
jangan pulangkan rindumu padaku
29 April 2010
Kamis, 29 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar