jauh di lubuk hati
kutemui tepian sunyi
tepian dengan nyiur-nyiur tinggi
yang ranting dan dahannya setia menyaksi
kisah-kisah yang menjadi kenangan kini
terus kulayari sampai membenam
segenap gelora benci dan dendam
pada satu senja di jelang malam
meliuk-liuk karam
lantas lenyap ke balik kelam
sunyi ini ya rabbi
sudah sepantasnya berpikir untuk pergi
dan jangan berharap kembali lagi
untuk malam damai seperti ini
meski begitu, sungguh
aku takkan coba mengeliti sunyi
biarkan ia tetap hidup di kamar hati
asal kekhusyukan tetap berapi
menyebut nama-Mu tiada henti
17 Agustus 2010
Selasa, 17 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar