Minggu, 08 Mei 2011
Elegi Hati
kau susun kembali pecahan puisi di atas puing-puing hati
yang mengaliri kesunyian diri
tak ada yang menjadi lain, waktu telah melumpuhkan langkah kaki
setangkai melati yang mengambang di jambangan
rekahnya tak lagi seputih kesucian
seperti kelayuan di sepanjang jalan
menjemukan
dan segala kata hanya melayang-layang di udara
segala rasa terbunuh keangkuhan, lalu terkapar
tanpa daya
terpenjara dalam sangkar anganan belaka
aku tak pernah bisa percaya
kau akan kembali menyusun sebait puisi yang telah mati
di atas puing reruntuhan hati
dengan angkuhmu sendiri
karena kutahu takkan ada yang menjadi lain
hanya rindu yang pernah kutitipkan bersama sobekan kertas putih
yang akhirnya melebur bersama angin
aku sudah tak tahan lagi
kali ini aku hanya ingin menguntai pecahan puisi
dari kisahku sendiri
biarkan waktu tenggelam
dan aku akan terus berjalan
antara batas rindu dan kehampaan
08 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar